Kerajinan Tembaga Yang Mempesona

Kerajinan Tembaga Yang Mempesona

Potensi kreativitas Indonesia tersebar hingga kepelosok-pelosok daerah. Kerajinan perak dan tembaga misalnya, bisa dijumpai hingga jauh disudut Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Bahkan hasil kerajinan desa tersebut turut memasok sentra perak terkenal di Yogyakarta. Dua desa tersebut adalah Desa Pampang dan Sodo di Kecamatan Paliyan Gunung Kidul.

Penduduk di dua desa setempat mengembangkan sejumlah industri kecil. Antara lain, kerajinan bambu, perak, tembaga, ban bekas, juga usaha tahu, rambak dan kerupuk. Salah satu bidang yang berkembang adalah kerajinan perak dan tembaga.

Awalnya mereka belajar ke sentra kerajinan perak Kotagede, Yogyakarta. Hasilnya tidak mengecewakan. Kini sudah banyak pengrajin yang mampu menghasilkan aneka desain menarik. Mulai dari asesoris seperti kalung, cincin dan bros, hingga suvenir berbentuk benda kuda, candi dan berbagai cinderamata lainnya.

Salah satu pengrajin tembaga yang cukup berhasil bernama Pujono. Menurut dia, selama ini dia dan rekan-rekannya mendapat pesanan, mencari bahan, dan mengerjakannya secara individual. Hasil kerajinan bisa dijual ke Yogyakarta, termasuk ketempat mereka belajar dulu di Kotagede, hingga Jakarta.

Pujono telah berkecimpung sebagai pengrajin logam sejak tahun 1983, Berbekal ilmu mengikuti atasannya menjadi perajin tembaga selama empat tahun, akhirnya ia berani menjalankan bisnis logam seorang diri. “Kerajinan tembaga prospek pasarnya kian lama makin baagus”, katanya.

Ia pun membuat beraneka ragam kerajinan logam lainnya, seperti bathtub, wastafel, cawan, guci, tutup closet, relief, bandul dan juga gantungan kunci. Harga kerajinan tangan logamnya beraneka ragam, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.” Namanya juga bisnis, suatu waktu pesanan sepi dan pada waktu lain pesanan membludak sehingga omzetnya tak pernah stabil”, ucap Pujono.

Banyaknya hasil produksi yang terjual karena hasil karya kerajinan tembaga Pujono memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya, kerajinan tersebut dibuat secara manual. Selain itu, bahan bakunya diambil dari barang-barang bekas yang tidak berguna tetapi didaur ulang menjadi barang antik.

Keberhasilan yang diraih Puono, tidak terlepas dari peran serta PGN di dalam membantu mengembangkan usahanya. Berkat menjadi binaan PGN, Pujono sering mendapat order pesanan barang dari Negara Malaysia.

Selain itu, PGN sering mengikutsertakan Puono dalam berbagai acara pameran. “Kami juga sering mengikuti beberapa pameran yang difasilitasi oleh PGN”, jelas Pujono.

Untuk mengembangkan usahanya, PGN pun memberikan bantuan modal kepada Pujono dan beberapa rekannya sesama perajin. “Kami sangat berterima kasih dengan PGN karena sudah dibantu untuk mengembangkan usahanya sebagai pengrajin logam”.