Kerdus Bekas Jadi Furnitur Mewah
Hal-hal sederhana di sekitar juga bisa dijadikan sebagai bisnis yang menjanjikan. Kardus, misalnya, tidak lagi berakhir di tempat pembuangan, tetapi dijadikan sebagai produk ramah lingkungan yang layak dijual.
Setelah tidak terpakai, kardus kebanyakan dibuang sia-sia. Selain tidak enak dipandang, kardus bisa menjadi sarang kuman yang dapat menyebarkan berbagai penyakit. Padahal, kardus kemasan produk dapat dimanfaatkan menjadi furnitur bernilai dan berestetika serta menguntungkan.
Zach Rotholz, misalnya, mendirikan Chairigami setelah ia lulus dari Universitas Yale Jurusan Teknik Mesin. “Masyarakat kota belakangan ini membeli produk dan membuang kemasan kardusnya setelah tidak terpakai. Jadi, saya ingin membuat mereka berpikir bahwa kardus limbah bisa dimanfaatkan,” ungkapnya.
Chairigami memproduksi meja, kursi, sofa, dan rak dari kardus daur ulang yang disebut triple wall atau karton bergelombang tiga lapis. Materinya seperti kayu lapis yang kokoh, tetapi cukup fleksibel dan bisa dilengkungkan sehingga cukup nyaman. Beragam produk bisa didapatkan di situs Chairigami dengan harga US$80 hingga US$180. Bayangkan, potongan-potongan kardus dibentuk tanpa menggunakan lem.
Tidak seperti kebanyakan perancang furnitur lain, Rotholz tidak keberatan jika para konsumen menggunakan potongan kardusnya untuk membuat kreasi yang mereka ciptakan sendiri. “Hal itu seperti meniru atau memodifikasi produk Chairigami,” kata Rotholz yang juga alumni Yale Entrepreneurial Institute. Seorang pelanggannya, misalnya, telah memasang pengeras suara dan lampu atau menggambar pola pada kardus buatannya.
Terkait dengan bahan kardus yang tidak tahan air, konsumen tak perlu khawatir jika menumpahkan minuman di atas meja. Rotholz telah melapisi meja buatannya dengan lakban. “Banyak pelapis yang dijual tidak dapat didaur ulang,” ungkapnya. Namun, ia berdalih, “Saya ingin semua produk benar-benar dapat didaur ulang setelah digunakan. Jika Anda menumpahkan sesuatu, tidak masalah. Cukup bersihkan,” terangnya.
Furnitur dari daur ulang kardus ini bahkan bisa dijual dengan harga selangit di chairigami.com. Rotholz kini telah memiliki banyak klien dari perusahaan besar. Ke depan, masih banyak ide kreatif yang ingin diciptakannya. Ia berencana mengumpulkan jenis barang yang berbeda untuk dibuatkan perabotan yang baru, seperti pop-up standing desk atau tempat tidur dari bangku kardus dan sofa yang cocok digunakan di apartemen.
Furnitur Kardus CERUSI
Tidak hanya di luar negeri, di Indonesia juga terdapat kerajinan tangan berbahan kardus. Carolina Wirakusuma, misalnya, merancang kursi dari karton wadah telur yang bisa menahan bobot hingga 90 kg. Kreasinya kemudian dinamakan CERUSI yang dalam bahasa Melayu berarti kursi.
Mahasiswi Jurusan Desain Manajemen Produk ini membuat kursi dari karton wadah telur. Potong-potongan karton direkatkan dengan lem kayu Epoxy, lalu dibentuk dengan pola repetisi atau pengulangan. “Caranya memang mudah, tetapi yang paling sulit ialah membuat desainnya,” jelasnya.
Proses pembuatan kursi berkisar seminggu, meja 3 hingga 4 hari, dan lampu hias bisa selesai dalam sehari. “Sekarang, saya tertantang untuk membuat sofa yang mungkin lebih rumit dan lama,” katanya. Untuk satu buah kursi, dibutuhkan 35 lembar karton telur. Kursi hasil kreasinya dijual Rp570 ribu, meja Rp369 ribu, dan lampu hias Rp239 ribu. “Kalau beli satu set, hanya Rp1,1 juta,” ungkapnya.
Namun demikian, menurut dosen pembimbingnya, produk CERUSI belum tahan air sehingga hanya bisa digunakan di dalam ruangan. Kini, usahanya tinggal selangkah lagi. Ia pun berencana membuat produk yang tahan air. (Adyan Soeseno)